Sabtu, 27 Oktober 2012

perkembangan 2


·        Perkembangan Kognitif
Masa remaja memiliki resiko,kebanyakan remaja dapat melewati masa ini dengan matang ,memilki tubuh yang sehat dan bersemangat dalam menjalani hidup.perkembangan kognitif mereka berlanjut .Remaja tidak hanya berpenampilan berbeda dibanding anak – anak .mereka juga berpikir secara berbeda .walaupun cara berpikir mereka mungkin teteap belum matang dalam beberpa hal ,banyak yang mampu secara abstrak dan memliki penilaian moral yang canggih serta dapat merencanakan masa depan secara realitas.
·        Tahap  operasional  formal  dari  piaget.
Menurut piaget, remaja memasuki tingkat perkembangan kognitif tertinggi-operasional formal (formal operation )- saat mereka megembangkan kapasitas untuk berpikir secara abstrak. Perkembangan biasanya di mulai sekitar usia 11 tahun dan memberikan cara yang baru dan lebih fleksibel untuk memanipulasi informasi.remaja dapat memahami waktu dan ruang dalam konteks masa lalu. Dapat menggunakan symbol untuk mewakili sesuatu dapat mempelajari aljabar dan kalkulus, dapat lebih mengapresiasi matafora dan aligori sehingga bisa menemukan arti yang lebih kaya dalam karya sastra. penalaran hipotesis deduktif ( hypothetical deductive reasoning ).dapat megembangkan hipotesis dan dapat merancang percobaan untuk mengujinya. Mempertimbangkan segala hubungan yang mungkin dan megujinya secara sistematis,satu demi satu, untuk mengeliminasi yang salah dan mendapatkan jawaban yang benar. Penalaran hipotetis-deduktif memberikannya alat untuk meyelesaikan masalah.
·        Elkind : karakterristik  pemikiran  remaja  yang  belum  matang
Menurut david Elkind ( 1984 – 1998 ), usaha tersebut berakar dari usaha remaja yang tidak berpengalaman menuju pemikirn operasional formal. Cara berfikir baru, yang megubah cara mereka memandang diri sendiri dan dunia mereka secara mendasar,
Menurut Elkind, terdapat enam ciri ketidakmatangan cara berfikir :
1.     Idealism dan mudah mengkritik
2.     Sifat argumentatif
3.     Sulit untuk memutukan sesuatu
4.     Kemunafikan yang tampak nyata
5.     Kesadaran diri
6.     Keistimewaan dan kekuatan
Konsep  dari imaginary audience dan personal fable secara luas diterima, namun validitasnya sebagai penanda khusus dari masa remaja hanya sedikit memiliki dukungan penelitian independen. Peneliti megenai personal fable, remaja lebih mungkin dibandingkan mahasiswa atau orang dewasa untuk melihat diri mereka sendiri rentang terhadap risiko tertentu seperti alcohol dan masalah narkoba lain, imangiary audience dan personal fable menjelaskan perkembangan kognitif remaja secara universal, tetapi lebih berkaitan dengan pegalaman social spesifik. Karena konsep – konsep ini berkembang dari pengalaman klinis yang dilakukan elkind, mungkin berbagai konsep ini lebih merupakan karakteristik dari remaja yang mengalami masalah peyesuaian diri.
·        Perubahan  dalam  pemrosesan  informasi   masa  remaja.
Penelitian megenai pemrosesan informasi telah mengindentifikasi dua katagori besar dalam perubahan yang dapat diukur pada kognisi remaja : perubahan struktur dan perubahan fungsional
Perubahan struktur pada remaja meliputi (1) perubahan dalam kapasitas pemrosesan (2) meningkatnya jumlah pengetahuan yang disimpan dalam ingatan kerja,yang meningkat pesat selama masa kanak-kanak awal, terus meningkat selama masa remaja perluasan ingatan kerja dapat membuat remaja yang lebih tua untuk megatasi masalah komleks dan pengambilan keputusan yang melibatkan beberapa bagian informasi.informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang dapat berjenis deklaratif, procedural,atau konseptual. Pengetahuan deklaratif – declarative knowledge (“ mengetahui bahwa …”) terdiri dari semua pengetahuan yang berupa fakta yang telah didapat oleh seseorang. Pengetahuan procedural – procedural knowledge (“ megetahui bagaimana… ”) terdiri dari semua keterampilan yang telah didapatkan oleh seseorang, pengetahuan konseptual – conceptual knowledge (“ mengetahui mengetahui… ”) adalah pemahaman megenai, perubahan fungsional proses mendapatkan, mengelolah,dan meyimpan informasi adalah aspek fungsional dari kognisi. Di antaranya adalah belajar, mengigat, menalar, dan mengambil keputusan . penalaran matematika, keruangan, dan ilmiah adalah beberapa dari proses fungsional yang biasanya meningkat selama masa remaja.
·        Perkembangan  bahasa
Perbedaan individual besar, saat usia 16 sampai 18,umumnya remaja megenal sekitar 80.000 kata (owens,1996) dengan datangnya pemikiran formal, remaja dapat mendefinisikan hal-hal abstrak seperti cinta, keadilan,dan kebebasan. Remaja juga menjadi lebih terampil dalam mengambil persepsi social, kemampuan untuk memahami sudut pandang dan tingkat pengetahuan orang lain serta berbicara sesuai dengan sudut pandang.bahasa pergaulan remaja adalah bagian dari proses perkembangan identitas tersendiri yang berbeda dari orang tua dan dunia orang dewasa.
·        Penalaran moral : teori konlberg
.Menurut kohlbreg ,penilaian moral didasari pada perkembangan rasa keadilan dan pertumbuhan kemampuan kognitif .kohlbreg menyatakan bahwa kemajuanh perkembangan moral dari kontrol eksternal menjadi standar kemasyarakatan terinteralisai menjadi kode moral yang pribadi dan berprinsip.Kohlreg (1969)  menggambaal rkan tiga tingkatan dari penalaran moral masing – masing dibagi menjadi dua tahap :
A.   Tingkat 1: precinvesional morality.orang berperilaku di bawah control eksternal. Mereka menuruti berperilaku karena mementingkan diri sendiri.
B.   Tingkat 2 : Convetional morality.orang telah menginternalisasikan standar figur dari otoriter mereka peduli tentang menjadi “baik”, meyenangkan orang lain, dan mempertahankan aturan social.
C.   Tingkat 3 : potstcoventional morality .orang megenali komplik antara stsndar moral dan membuat penilaian mereka sendiri berdasarkan prinsip kebenaran,keadilan,dan hokum.
kohlberg kemudian menambahkan tingkat transisi antara tingkat 1 dan 2,saat orang tidak lagi merasa terikat oleh standar moral masyarakat, tetapi belum bisa bernalar berdasarkan prinsip keadilan dari diri mereka sendiri. Mereka mengambil keputusan moral berdasarkan perasaan pribadi. Penalaran yang mendasari respons seseorang tehadap dilema moral.
Evalusi terhadap teori Kohlberg pergesaran yang besar pada cara kita memandang perkembangan moral alih-alih memandang moralitas hanya berdasarkan pencapaian control terhadap dorongan memuaskan diri sendiri,
·        Persiapan  pendidikan  dan  perkerjaan
Sekolah adalah pengalaman utama organisasi di kebayakan hidup remaja.sekolah menawarkan kesepatan untuk mempelajari informasi, menguasaiketerampilan baru, dan mempertajam keterampilan lama; untuk megambil bagian dalam olahraga, kesenian, dan aktivitas lain ,untuk menjelajahi pilihan karier, dan untuk berteman. Sekolah memperluas wawasan intelektual dan social. Bagi sebagian remaja, pengalaman bersekolah bukanlah kesempatan, tetapi merupakan satu lagi halangan dalam perjalanan menuju kedewasaan.
·        Pengaruh  terhadap  motivasi  dan  pencapaian
          Siswa yang berprestasi di sekolah cenderung untuk tetap bersekolah. Seperti di sekolah dasar, factor – factor seperti pegasuh orang tua, status social ekonomi, dan kualitas lingkungan rumah memengaruhi perjalanan pencapaian disekolah pada remaja. Factor lain adalah gender, suku bangsa, pengaruh kelompok teman sebaya, kualitas sekolah, dan yang pertama dan utama keyakinan siswa terhadap dirinya sendiri. self – efficacy adalah pengaruh orang tua terhadap bagaimana anak menjelaskan kesuksesan atau kegagalan. Gender remaja laki – laki dan perempuan mendapatkan skor yang kurang lebih sama dalam tes standar untuk kebanyakan bidang study, tetapi remaja perempuan cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam kemampuan akademik mereka. Factor yang paling penting dalam membuat remaja tetap bersekolah adalah keterlibatan aktif ( active engagement ): sejauh mana siswa secara pribadi terlibat di sekolah. Dalam tingkat yang paling mendasar,keterlibatan aktif berarti masuk kelas tepat waktu,mempersiapkan diri, mendengarkan dan berespon terhadap guru, dan menaati peraturan sekolah.tingkat selanjutnya melibatkan diri dengan tugas – tugas sekolah , megajukan pertanyaan,para siswa yang berpartisipasi dalam aktivitas ekstrakurikuler juga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk keluar.

·        Pendidikan dan cita – cita pekerjaan
Berbagai pengaruh pada cita – cita pelajar keyakinan self efficacy pelajar sering kali dipengaruhi oleh keyakinan dan cita – cita orang tua membentuk pilihan pekerjaan yang dipertimbangkan pelajar dan cara mereka mempersiapkan karier flaksibilitas dalam tujuan karier lebih besar, gender dan stereotif gender bisa memengaruhi pilihan pekerjaan saat anak perempuan dan laki – laki memiliki kemungkinan yang sama untuk mengambil bidang study matematika dan sains  menantang di SMA. Dan merencanakan karier dalam bidang tersebut, tetapi anak laki – laki lebih besar kemungkinannya memperoleh gelar sarjana di bidang teknik, fisika,dan ilmu computer, sementara anak perempuan tetap lebih mungkin memasuki profesi perawat,kesejahteraan social,dan megajar. System pendidikan bisa berlaku sebagai rem pada cita – cita pekerjaan
         
 F   Rreferensi :
Human development  ( perkembangan manusia ), papalia olds Feldman. Penerbit salemba humanika